Riwayat Qiro’ah Imam Nafi’
Oleh : Syahril Siddiq
Riwayat Qiro’ah
Imam Nafi’
Sahabat Sudut Pustaka kali ini penulis akan menshare mengenai Riwayat Qiroh Imam Nafi', dengan harapan semoga kita sebagai umat Muslim termotivasi dalam mempelajari sekaligus mendalami Al- Quran dan tentunya bisa mengamalkannya. Selamat membaca…!!
Nafi' ( نافع ) Ia adalah Nafi' bin Abdirrahman bin Abi Nu'aim Al-Laitsi Al-Madani. Aslinya dari Asbahan. Kulitnya berwarna hitam berwajah bagus, baik akhlaknya dan mempunyai jiwa humoris. Nafi' mempunyai gelar; Abu Ruwaim ada yang mengatakan Abu Al-Hasan. Membaca Al-Qur'an pada tujuh puluh orang tabi'in. Diantaranya; Abu Ja'far, Syaibah bin Nashoh, Muslim bin Jundub, Yazid bin Ruman, Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri dan Abdurrahman bin Harmuz Al-A'roj. Abu Ja'far membaca pada bekas budaknya Abdullah bin Ayyasy, Abdullah bin Abbas dan Abu Hurairah juga membaca pada Zaid bin Tsabit. Syaibah, Muslim dan Ibnu Ruman membaca pada Abdullah bin Ayyasy. Syaibah juga mendengar qiro'at Umar bin Khathab. Az-Zuhri membaca pada Sa'id bin Al-Musayyab. Sa'id membaca pada Abu Musa Al-Asy'ari. Al-A'roj membaca pada Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Abdullah bin Ayyasy. Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy'ari dan Umar bin Khathab membaca pada Rasulullah SAW.
Banyak sekali orang yang meriwayatkan qiro'at Nafi', baik sekedar mendengar atau membaca langsung. Jumlah mereka tidak terhitung. Mereka datang dari Madinah, Syam, Mesir, Bashrah dan lain-lain. Diantara orang yang bertalaqqi dengan Nafi' adalah : Imam Malik bin Anas dan Imam Laits bin Sa'ad. Nafi' lahir pada tahun 70 H dan wafat pada tahun 169 H.
Orang yang termasyhur meriwayatkan dari Nafi' ialah Qolun dan Warsy. Inilah data mereka berdua :
Nafi' ( نافع ) Ia adalah Nafi' bin Abdirrahman bin Abi Nu'aim Al-Laitsi Al-Madani. Aslinya dari Asbahan. Kulitnya berwarna hitam berwajah bagus, baik akhlaknya dan mempunyai jiwa humoris. Nafi' mempunyai gelar; Abu Ruwaim ada yang mengatakan Abu Al-Hasan. Membaca Al-Qur'an pada tujuh puluh orang tabi'in. Diantaranya; Abu Ja'far, Syaibah bin Nashoh, Muslim bin Jundub, Yazid bin Ruman, Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri dan Abdurrahman bin Harmuz Al-A'roj. Abu Ja'far membaca pada bekas budaknya Abdullah bin Ayyasy, Abdullah bin Abbas dan Abu Hurairah juga membaca pada Zaid bin Tsabit. Syaibah, Muslim dan Ibnu Ruman membaca pada Abdullah bin Ayyasy. Syaibah juga mendengar qiro'at Umar bin Khathab. Az-Zuhri membaca pada Sa'id bin Al-Musayyab. Sa'id membaca pada Abu Musa Al-Asy'ari. Al-A'roj membaca pada Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Abdullah bin Ayyasy. Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy'ari dan Umar bin Khathab membaca pada Rasulullah SAW.
Banyak sekali orang yang meriwayatkan qiro'at Nafi', baik sekedar mendengar atau membaca langsung. Jumlah mereka tidak terhitung. Mereka datang dari Madinah, Syam, Mesir, Bashrah dan lain-lain. Diantara orang yang bertalaqqi dengan Nafi' adalah : Imam Malik bin Anas dan Imam Laits bin Sa'ad. Nafi' lahir pada tahun 70 H dan wafat pada tahun 169 H.
Orang yang termasyhur meriwayatkan dari Nafi' ialah Qolun dan Warsy. Inilah data mereka berdua :
1. Qolun ( قالون
)
Dia adalah Isa bin Mina bin Wardan
bin Isa bin Abdish shomad. Qolun adalah julukannya, Nafi' yang memberikan
julukan itu dikarenakan bacaannya yang bagus. Qolun menurut bahasa Romawi
berarti bagus. Qolun juga digelari dengan Abu Musa. Pada masa tuanya Qolun
terserang tuli, dia tidak bisa mendengar apa-apa. Tetapi bila ada orang membaca
Al-Qur'an padanya, dia bisa mengetahui kesalahan tersebut melalui gerakan
mulutnya. Kemudian ia membenarkan dengan isyarat mulutnya. Qolun lahir pada
tahun 120 H. pada masa Khalifah Hisyam bin Abdil Malik. Membaca pada Nafi' pada
tahun 150 H. pada masa Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur, dan meninggal pada tahun
220 H. pada masa Khalifah Al-Makmun.
2.
Warsy ( ورش )
Dia adalah Utsman bin Sa'id bin
Abdullah bin Sulaiman Al-Mishri. Nafi'
menggelarinya dengan Warsy dikarenakan kulitnya yang putih sekali. Warsy adalah
sesuatu yang terbuat dari susu. Warsy juga dijuluki dengan Abu Sa'id. Lahir
pada tahun 110 H di Sho'id Mesir. Aslinya dari Qoiruwan, kemudian pergi ke
Madinah dan membaca Al-Qur'an pada Nafi', bagus bacaannya. Setelah selesai pada
Nafi' kembali lagi ke Mesir dan mengajar Al-Qur'an dengan apa yang didapatkan
dari Nafi'.
Manhaj Nafi'
Dalam Qiro'at Nafi' mempunyai dua pilihan atau dua manhaj dalam Qiro'at.
Membacakan Qolun dengan salah satunya dan mengajar Warsy dengan yang lain. Rinciannya sebagai berikut :
1.
Manhaj Qolun
a.
Membaca
basmalah disetiap antara dua surat kecuali antara Al-Anfal dan At-Taubah. Untuk
ini Qolun mempunyai 3 wajah : Al-Qoth, As-Sakt dan Al-Washl, ketiganya tanpa
basmalah.
b.
Mendlommahkan
mim jamak dan menyambung dengan wawu jika sesudahnya huruf berharokat, baik itu
hamzah atau yang lain, seperti : سواء عليهم
ءأنذرتهم أم لم تنذرهم لايؤمنون menjadi : سواء عليهمو
ءأنذرتهمو أم لم تنذ رهمو لايؤمنون Qolun juga mempunyai cara lain, yaitu
mensukunkan mim jamak. Jadi dalam mim jamak ini Qolun mempunyai dua wajah,
yaitu; shilah dan sukun mim jamak.
c.
Membaca
dengan qoshr al-munfashil dan tawassuth al-munfashil. Kadar qoshr adalah dua
harokat dan tawassuth empat harokat. Untuk mad wajib muttashil Qolun hanya
membaca dengan tawassuth.
d.
Mentashilkan
hamzah kedua dari dua hamzah yang bertemu dalam satu kalimat dengan memasukkan
satu alif diantara keduanya dengan kadar dua harokat, baik hamzah kedua itu
maftuhah, maksuroh atau madlmumah. Seperti : ءؤﻧﺑﺋﮑم,ءأنتم,أئنكم
e.
Mengitsqotkan
hamzah pertama dari dua hamzah yang bertemu dalam dua kalimat, dengan ketentuan
hamzah pertama merupakan akhir kalimat pertama dan hamzah kedua merupakan awal
kalimat kedua. Dan ini hanya jika dua hamzah itu sama-sama fathah, seperti ثم إذا شاء أ
نشره dibaca dengan menggugurkan hamzah pertama,
menjadi : ثم إذا شاأنشره adapun jika
hamzah itu sama-sama kasroh, seperti هؤلاء إ ن
كنتم atau sama-sama dlommah, seperti : أولياء اوﻟﺋﻚ
maka dibaca dengan mentashilkan hamzah pertama. Dan untuk hamzah kedua pada
tiga keadaan ini, Qolun hanya membacanya dengan tahqiq. -Tetapi jika dua hamzah
itu berbeda harokatnya, maka Qolun mentashilkan hamzah kedua baina-baina jika
kasroh dan hamzah pertamanya fathah, seperti : خوة يوسف
وجاء إ atau dlommah
dan yang pertama fathah, seperti : كلماجاءأمة
dan mengibdalkannya menjadi ya' jika fathah dan
yang pertama kasroh, seperti : من السماء
أية dan mengibdalkannya menjadi wawu
jika kasroh dan yang pertama dlommah, seperti : من يشاء إلى
صراط مستقيم Qolun membaca hamzah pertama pada
empat keadaan ini hanya dengan tahqiq.
f.
Mengidghomkan
dzal (ذ ) kedalam ta ( ت),seperti
أخذ تم , أخذ ت
g.
Mentaqlilkan
alif pada lafadz التوراة diseluruh
Al-Qur'an. Dan mengimalahkan alif pada lafadz هار
dalam ayat شفاجرف هارفا
نهاربه Tidak ada imalah lagi dalam riwayat
Qolun kecuali kalimat ini.
h.
Memfathahkan
ya'at idlofah jika sesudahnya hamzah maftuhah, seperti إني أعلم
atau
maksuroh, seperti : فتقبل مني إنك atau
madlmumah, seperti : إني أريد atau jika
sesudahnya adat ta'rif, seperti : لاينال عهدي
الظالمين atau sesudahnya hamzah washol, seperti : من بعدي اسمه
احمد
i.
Menetapkan
ya'at az-zaidah dalam keadaan washol, seperti : ذلك ما كنا
نبغ فارتدا, يوم يأت لاتكلم, والليل إذ يسر menjadi : نبغي,
يأتي ,يسري
j.
Membaca kalimat
فهي, فهو, وهي, وهو, لهي, لهو dengan
mematikan ha (ﻫ ) dimana
saja berada.
2.
Manhaj Warsy
a.
Mempunyai
tiga cara dalam membaca antara dua surat; Basmalah, As-Sakt, dan Al-Washl. Dua
cara terakhir tanpa Basmalah. Adapun antara Al-Anfal dan At-Taubah sam seperti
: Qolun.
b.
Membaca
dengan isyba' pada mad muttashil dan munfashil dengan kadar enam harokat.
Mempunyai tiga wajah dalam membaca mad badal; Qoshr, Tawassuth, dan Mad. Baik
itu badal muhaqqoq, seperti : آمنوا atau badal
mughoyyar bin naql, seperti : با لآخرة atau
bit-tashil, seperti : ءآلهتنا atau
bil-ibdal, seperti : من السماء آية Untuk huruf
lien yang jatuh sebelum hamzah seperti : شيء,
شيء, ﺷﻴﺌﺎ,كهيئه Warsy membaca dengan tawassuth dan
mad, baik dalam keadaan washol maupun waqof.
c.
Jika ada dua
hamzah yang bertemu dalam satu kalimat, Warsy mentashilkan hamzah kedua
baina-baina tanpa idkhol, seperti : أ ئنكم,
ءأﻧﺒﺌﻜﻢ Untuk yang sama-sama fathah, seperti : ءأشكر,
ءأنذرتهم Warsy juga membaca dengan mengibdalkan
menjadi alif dengan mad al-musyba' dengan kadar enam harokat, jika sesudahnya
sukun. Adapun jika sesudahnya berharokat, Warsy membaca dengan qoshr, seperti :
ءألد
d.
Mentashilkan
hamzah kedua dari dua hamzah yang bertemu dalam dua kalimat yang sama
harokatnya, seperti : جاء أمرالله, من السماء ﺇن كنتم,
أولياء أولئك Warsy juga mengibdalkan mad
al-musyba' jika sesudah hamzah kedua sukun, seperti : شاء أنشره
dan jika
sesudahnya berharokat, dengan qoshr, seperti : جاء أحد
adapun jika
dua hamzah yang bertemu dalam dua kalimat itu berbeda harokat, Warsy membaca
sebagaimana Qolun.
e.
Mengibdalkan
hamzah sukun menjadi huruf mad sesuai harokat sebelumnya jika hamzah itu fa'
kalimat,-menjadi wawu jika sebelumnya dlommah, seperti : مومنون,
يومنون, تومرون dan menjadi alif jika sebelumnya fathah,
seperti : يا مرون , تا لمون ,فا تو Warys juga
mengibdalkan hamzah sukun jika dia 'ain kalimat pada tiga lafadz بيس , بير ,
الذ يب juga mengibdalkan hamzah maftuhah
menjadi wawu jika sebelumnya dlommah, apalagi dia fa' kalimat, seperti : المولفة
, يويد , يواخذ , موذ
ن , موجلا
f.
Menaqlkan
harokat hamzah pada huruf sukun sebelumnya atau tanwin dan membuang hamzah jika
huruf sakin ini bukan huruf mad atau lien. Dengan syarat huruf sakin ini akhir
kalimat pertama dan hamzahnya harus hamzah qoth'i diawal kalimat berikutnya,
seperti : قدأفلح, من أهلك,كتبت أيديهم menjadi : كتبت يد يهم,
قد فلح, من هلك
Juga tanwin diakhir kalimat bertemu dengan hamzah qoth'i diawal kalimat
berikutnya, seperti : اكنة أن, أخ
او, أجرا ﺇن ملجأ اومغرات أومدخلا, menjadi : ملجأ نومغرات
نو مدخلا , أكنة ني,
اخ نو , أجرنن termasuk
dalam hal ini adalah lam ta'rif jika lamnya bersambung dalam rosm, seperti : الآخرة,
اﻹنسان menjadi : الاخرة,
النسان
g.
Mendlommahkan
mim jamak dan menyambungkan dengan wawu jika sesudahnya hamzah qoth'i, seperti
: لكم أ نفسكم , ا نتم ﺇلا,
منهم أ ميون menjadi :لكموانفسكم,
انتموﺇلا منهمواميون dengan demikian maka menjadi mad
munfashil.
h.
Mengidghomkan
dal (د) kedalam (ض),
seperti : قدضلوا dan ta' (ت)
kedalam dzo' (ظ), seperti :
كانت ظالمة dan mengidghomkan dzal (ذ)
kedalam ta' (ت), seperti :
وأخذتم
i.
Mentaqlilkan
alif yang telah berubah menjadi : ya', seperti : اتـى
, التقوى , المثـلى
, ﺇستـوى , الـهوى , الـهدى dalam hal
ini Warsy juga membaca dengan fathah. Mentaqlilkan alif mutathorrifah yang
jatuh setelah ro', seperti : نرى, سكارى,
أخرى, نصارى,
ﺇشترى dan
mentaqlilkan juga alif yang jatuh sebelum ro' mutathorriyah maksuroh, seperti :
,النهار,
الأبرار, أبصارهم الدار, ديارنا dan
mentaqlilkan juga كافرين , الكافرين
j.
Mentarqiqkan
setiap ro' maftuhah atau madlmumah yang jatuh setelah ya sakinah atau kasroh
muttashilah, seperti : تنظرون , نذ يرا , خيرا
, نخرة dan
mentafkhimkan ro' pada tiga isim a'jami, yaitu : عمرا ن, ﺇ
سرا ئيل, ﺇ برا هيم juga pada : ﺇرم ذات ا
لعماد
k.
Mentaghlidzkan
lam maftuhah yang jatuh setelah shod (ص)
maftuhah, seperti : الصلاة atau
sakinah, seperti : يصلى atau jatuh
setelah tho' (ط) dan dzo' (ظ)
maftuhah, seperti : بطل, ظلم atau
sakinah, seperti : مطلع, يظلمون
l.
Untuk ya'at
al-idlofat manhaj Warsy sama dengan Qolun, hanya sedikit perbedaan diantara
mereka.
m.
Juga sama
dengan Qolun dalam masalah ya'at zaidah, dengan sedikit perbedaan pada
tempat-tempat tertentu.
0 Response to "Riwayat Qiro’ah Imam Nafi’"
Post a Comment