-->

Berbagai Definisi Sab'atu Ahruf

Oleh : Syahril Siddiq


Berbagai Definisi Sab'atu Ahruf


Sab'atu Ahruf sebagaimana terlihat dalam hadits tersebut diatas, belum diketahui dengan jelas arti dan maksudnya. Kata Sab'atuAhruf terangkai dari kata "Sab'ah" dan "Ahruf", dan keduanya mempunyai makna konotatif (المشترك اللفظى).
Untuk mengetahui makna masing-masing secara tepat, maka terlebih dahulu melihat konteks pemakaiannya. Menurut hakikat, arti kata "Sab'ah" adalah bilangan antara enam dan delapan, terkadang ia digunakan untuk menunjukkan bilangan banyak. Sebagaimana kata السبعون untuk menunjukkan bilangan puluhan, dan kata السبعما ﺋﺔ  untuk menunjukkan dalam bilangan ratusan. Sekedar contoh dapat dilihat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 16: كمثل حبة انبتت سبع سنابل
Tampaknya Az-Zarqoni sembari menunjuk kepada hadits tersebut diatas, dan memahaminya dengan seksama, lebih cenderung mengartikan kata sab'ah secara hakikat, yakni mempunyai arti tujuh (bilangan antara enam dan delapan).
Adapun arti kata "Ahruf", adalah jamak dari lafadz "Harf", yang mempunyai arti antara lain; salah satu dari huruf hijaiyah, bahasa, ujung dari sesuatu, wajah (segi). Nampaknya yang agak relevan, kata "harf" diartikan wajah (segi) dalam pengertian yang masih umum, sebagaimana dapat dilihat dalam Al-Qur'an surat Al-Haj ayat 11: ومن الناس من يعبد الله على حرف "Sebagian manusia ada orang yang menyembah Allah pada satu segi (keadaan)."
Sab'atu Ahruf sebagai suatu kata majemuk, para ulama sepakat, bahwa yang dimaksud bukanlah setiap kata dalam Al-Qur'an dapat dibaca dengan tujuh wajah, dan bukan pula yang dimaksud adalah tujuh imam qiro'at sebagaimana anggapan sementara orang awam. Sebab konsep "Sab'atu Ahruf" sudah ada sejak zaman Nabi. Sedangkan qiro'at sab'ah muncul kemudian.
Menurut Ibnu Hayyan : Pendapat ulama mengenai pengertian sab'atu ahruf mencapai tiga puluh lima pendapat, namun pada kesempatan ini hanya akan dipaparkan beberapa pendapat saja.
1.      Abu Ubaid memberi maksud sab'atu ahruf adalah tujuh macam bahasa, yakni bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan tujuh macam bahasa, yaitu :
1)      Quraisy
2)      Tsaqif
3)      Kinanah
4)      Yaman
5)      Hudzail
6)      Hawazin
7)      Tamim

2.      Pendapat Kedua mengartikan :
1)      Halal
2)      Haram
3)      Muhkam
4)      Mutasyabih
5)      Amtsal
6)      Insya
7)      Ikhbar

3.      Pendapat Ketiga mengartikan dengan tujuh macam bentuk kaidah, yaitu :
1)      Nasikh
2)      Mansukh
3)      Mujmal
4)      Mubayyan
5)      Khos
6)      Aam
7)      Mufassar

4.      Pendapat Keempat mengartikan dengan tujuh macam bentuk kalimat, yaitu :
1)      Amar
2)      Nahiy
3)      Khabar
4)      Thalab
5)      Do'a
6)      Zajr
7)      Istikhbar
5.      Pendapat Kelima mengartikan :
1)      Wa'ad
2)      Wa'id
3)      Tafsir
4)      I'rob
5)      Takwil
6)      Muthlak
7)      Muqayyad
Menurut Ibnu Al-Jazari pendapat tersebut tidak shahih, sebab para sahabat sebagaimana yang terlihat dalam hadits Nabi tersebut diatas, tidaklah berselisih dalam masalah tafsir, bahasa atau hukum, tetapi mereka berselisih dalam hal membaca huruf-hurufnya.
Adapun pendapat Az-Zarqoni yang didukung jumhur ulama tentang pengertian sab'atu ahruf adalah pendapat yang diungkapkan oleh Abu Fadl Al-Razi. Menurutnya, bahwa sab'atu ahruf tidak terlepas dari perbedaan yang berkisar pada tujuh wajah, maksudnya bahwa Al-Qur'an dari awal sampai akhir – baik yang mutawatir maupun yang syadz, tidak keluar dari tujuh wajah perbedaan, yaitu :
1.      Perbedaan bentuk isim, antara mufrod, tatsniyah, jamak mudzakkar atau muannats. Sebagaimana dijumpai dalam firman Allah dalam surat Al-Mu'minun ayat 8 :
 والذين هم لأمانتهم وعهد هم راعون  lafadz لأما نتهم dibaca jamak لأما نتهم dan mufrod لأما نتهم

2.      Perbedaan bentuk fi'il; madliy, mudlori', atau amr. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat Saba ayat 19 : فقا لوا ربنا با عد بين اسفارنا ... Qiro'at lain membaca : فقالوا ربنا باعد بين اسفارنا ...

3.      Perbedaan dalam bentuk 'Irob, sebagaimana firman Allah surat Al-Baqarah ayat 282 :   ولايضاركا تب ولاشهيد pada lafadz ولايضارَّ  dibaca fathah ro'nya, qiro'at lain dengan dlommah ولايضارُّ

4.      Perbedaan mendahulukan (taqdim) dan mengakhirkan (ta'khir). Seperti firman Allah dalam surat Qaaf ayat 19 : وجاء ت سكرة الموت بالحق Qiro'at lain dengan mendahulukan lafadz الحق  daripada الموت  maka dibaca وجاء ت سكرة الحق بالموت

5.      Perbedaan dalam menambah dan mengurangi (naqosh dan ziyadah). Sebagaimana firman Allah surat Al-Lail ayat 3 : وماخلق الذ كر والأنثى Qiro'at lain membaca dengan menghilangkan lafadz ماخلق  maka dibaca والأنثى والذ كر

6.      Perbedaan dalam hal lahjah, seperti : imalah, al-fath, tarqiq, tafkhim, idzhar, idghom dan lainnya.

7.      Perbedaan dalam masalah ibdal (penggantian). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 259.





Sahabat......Cari Sepatu dan Pakaian Muslimah Murah??
coba cek Link Shopee di sini !!!

Sepatu

Pakaian Muslimah











1 Response to "Berbagai Definisi Sab'atu Ahruf"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel