ORANG BERUNTUNG MENURUT PRESPEKTIF SURAT AL- A’LA
Oleh : Syahril Siddiq
ORANG BERUNTUNG MENURUT PRESPEKTIF SURAT AL- A’LA
Sahabat,
kali ini saya akan mencoba berbagi ilmu sesuai pemahaman saya yang dinukil dari
setidaknya dua tafsir yaitu Tafsir Qurtubi dan Tafsir ibnu Katsir mengenai makna
dari 2 ayat surat Al- A’la yaitu ayat 14 dan 15, yang mana mana penafsiran para
Ulama mengenai ayat tersebut berbeda beda, ayat tersebut berbunyi sebagai
berikut :
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ١٤ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ ١٥
Dari
sinilah mari kita Bahas mulai dari kata perkata mengenai kedua ayat tersebut.
Pertama
kita bahas kalimat قَدۡ أَفۡلَحَ, dari kata tersebut dimulai dengan kata قَدۡ sebagaimana
yang telah kita ketahui, jika terdapat kata “Qod” bersamaan dengan kalimah Fiil
madi maka kata tersebut bermakna “Sungguh” artinya apa??? Seolah olah Allah SWT
ingin memberitahukan kepada kita bahwa “ Aku benar benar telah memastikan keberuntungan”. Kata أَفۡلَحَ berasal dari kata فَلَحَ yang berarti “Untung/ Bahagia/sukses, yang
mana akar kata tersebut meluas keberbagai maca makna sebut saja salah satunya
ada kata فَلَّاحٌ yang artinya adalah “Petani”
Profesi Petani ini memiliki Filosofi bahwa seorang petani kerjaannya menanam
benih benih unggul, seterusnya menunggu beberapa waktu lamanya untuk
menghasilkan Panen yang diharapkan, tentunya Petani tersebut mengharapkan hasil
panennya akan lebih banyak dari pada ketika saat menanam, karena jika hasilnya
lebih banyak maka Petani tersebut akan merasa untung. Nah dari situlah kita bias
memahami makna أَفۡلَحَ tersebut yang berarti “untuk mencapai
suatu keuntungan, maka diperlukan Proses dan Usaha tidak ujug ujug
untung”.
Kedua,
bagaimana cara atau usaha kita dalam mencapai keuntungan menurut prespektif
kedua ayat tersebut?, yang pertama yaitu مَن
تَزَكَّىٰ , nah makna dari kata
tersebut setidaknya memiliki 2 makna yaitu :
1. مَن تَزَكَّىٰ menurut Tafsir Al- Qurtubi dimaknai dengan
makna “orang yang berzakat, bahkan kalua di sesuaikan dengan ayat berikutnya
kata ini di maknai secara spesifik dengan makna “Zakat Fitrah”.
2. مَن تَزَكَّىٰ menurut Tafsir Ibnu Katsir kata tersebut
dimaknai dengan “تزكية النفس “ yaitu mensucikan diri/jiwa. Dalam kitab
tersebut dikatan yang disebut mensucikan diri itu yaitu “ membersihkan/
menjauhi diri dari segala akhlaq atau sifat rendah atau buruk, serta mengikuti segala
apa yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rosulnya.”
Ketiga, cara mencapai keberuntung
itu وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ
فَصَلَّىٰ , dari Ayat ini setidaknya memiliki 2 Penafsiran, yaitu :
1. Merupakan keberlanjutan
dari tafsir Al-Qurtubi yang telah dijelaskan diatas, yang mana makna dari وَذَكَرَ
ٱسۡمَ رَبِّهِۦ mengandung arti senantiasa menyebut nama Allah
SWT salah satunya bertakbir di malam I’dul Fitri. Sedangkan kata فَصَلَّى
mengandung makna “mengerjakan sholat Sunnah I’dul
Fitri pada pagii hari.”
2. Kata وَذَكَرَ
ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ menurut Tafsir Ibnu Katsir, dimaknai dengan “
senantiasa mengerjakan Sholat Lima waktu pada sesuai waktunya, dibarengi dengan
mengharap keridhaan Allah SWT, dan tentunya dengan mengerjakan apa yang
diperintahkannya yaitu Syari’atnya.
Nah dari paparan diatas, kita
bias menyimpulkan bahwa ketika kita ingin menjadi orang yang sukses dan beruntung,
maka kita harus menembuh jalan yang telah disebut diatas yaitu :
1. Orang yang mengeluarkan
Zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah.
2. Orang yang meramaikan malam
I’dul fitri dengan bertakbir sepanjang malam
3. Orang yang melaksanakan Sholat
Sunnah I’dul fitri.
4. Orang yang senantias
mensucikan diri dari segala akhlaq dan sifat keburukan dan mengikuti apa yang
diperintahkan Allah SWT dan Rasulnya.
0 Response to "ORANG BERUNTUNG MENURUT PRESPEKTIF SURAT AL- A’LA"
Post a Comment