PEMBELAJARAN INSYA
oleh : Syahril Siddiq
PEMBELAJARAN INSYA
A. Pengertian dan tujuan
Insya adalah mengarang
dalam bahasa arab untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang
dimiliki anak didik.[1][1] Mengarang (al-insya) adalah
kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa
ide, pesan, perassaan, dan sebagainya kedalam bahasa tulisan bukan visualisasi
bentuk atau rupa huruf, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan dan pengalaman
pengarang sudah mulai di libatkan.
Menulis karangan tidak
hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara
structural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara
sistematis untuk meyakunkan pembaca. Menurut Tarigan (1994/IV:21) menulis ini
menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang di fahami oleh seseorang. Yang perlu di catat adalah menulis
merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi-ekspresi bahasa. Gambar
atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa. Ini merupakan perbedaan antara menulis dan melukis
dan antara tulisan dengan lukisan.
Pada prinsipnya fungsi
utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir dan dalam
tingkatan yang lebih tinggi dapat mendorong mereka untuk berfikir secara kritis
dan sistematis, memperdalam daya tanggap/persepsi, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang
di hadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan
pikiran-pikiran yang hendak di kemukakan. Tidfak jarang kita menemui apa yang
sebenarnya kita kita pikirkan dan rasakan mengenai orang, gagasan, masalah, dan
kejadian hanya dalam proses menulis yang actual.
Menulis karangan boleh di
katakana sebagai keterampilan yang paling sukar di bandingkan dengan
keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Apabila seorang pelajar
mengguingakan bahasa kedua atau asing secara lisan (syafawi), maka seorang
penutur asli dapat mengerti dan menerima lafal yang kurang sempurna atau
ungkapan-ungkapan yang kurang sesuai bahkan tidak sesuai dengan kaidah
gramatikal. Akan tetapi, apabila pelajar itu menggunakan bahasa kedua atau
asing secara tulis (kitabi), maka penutur asl;I yang membacanya akan lebih
keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atau tata bahasanya.
Meskipun maknanya yang di sampaikan itu cukup jelas dan tulisannya cukup rapi,
tetapi suatu karangan tertulis di tuntut harus baik dan sedapat mungkin tanpa
kesalahan kerena di anggap mencerminkan tingkat kependidikan penulis karangan
yang bersangkutan.[2][2]
Adapun tujuan dari
pengajaran insya adalah
1. Siswa dapat mengarang kalimat-kalimat
sederhana dalam bahasa arab
2. Siswa terampil dalam mengemukakan buah
pikirannya, melalui karya tulis/ berupa karangan lisan
3. Siswa mampu berkomunikasi melalui
korespondensi dalam bahasa arab
4. Siswa dapat mengarang buku-buku cerita
yang menarik
B.
Macam, model dan langkah pembelajaran insya
Pembelajaran insya terbagi
menjadi dua macam, yaitu: mengarang terpimpin dan mengarang bebas.[3][3]
1.
Mengarang terpimpin (الإنشاء الموجه)
Mengarang terpimpin adalah
membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa
pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Mengarang
terpimpin bisa pula di sebut dengan mengarang terbatas (al-insya al-muqoyyad)
sebab karangan siswa di batasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh guru,
maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya
secara bebas.
Dalam mengarang terpimpin
terdapat beberapa model serta langkah-langkah latihan pengembangannya, di
antaranya adalah:[4][4]
a.
Kalimat yang sesuai
Langkah pembelajarannya
adalah siswa di minta untuk menuliskan beberapa kalimat yang sesuai untuk
kalimat tertentu, selanjutnya menuliskan kata yang cocok untuk menulis kalimat
tersebut. Misalnya, kalimat yang di contohkan كتب الولد درسه. Sedangkan kata yang muncul umpamanya (البنت) maka yang harus di tulis oleh siswa adalah كتبت البنت
درسها .
b.
Paragraf yang disesuaikan
Langkah pembelajarannya
adalah guru membuat paragraph tertentu dan siswa di minta untuk menulisnya
kembali dengan mengubah salah satu kata pokok. Jika paragraf
menceritaka seorang tokoh bernama Hatim (nama anak laki-laki), siswa di minta
mengganti nama tokoh ini dengan seorang perempuan, misalnya bernama Maryam.
Perubahan nama tokoh ini sudah barang tentu akan menimbulkan perubahan bentuk
kata kerja, kata ganti, kata sifat, kata keterangan (hal) yang berkaitan dengan
Hatim untuk disesuaikan dengan tokoh baru yaitu Maryam.
c.
Kalimat yang di buang
Langkah pembelajarannya adalah siswa di minta
untuk mengisi titik-titik dengan kata yang di buang dari suatu kalimat. Kata
yang di buang itu biasanya berupa kata depan (harfu jar, harfu ataf, kata
Tanya, harfu syarat dan sebagiaiya. Terkadang kata yang di buang berupa kata
content. Misalnya:
· ذهب الولد ... المدرسة
· ... الولد
مجتهدا
· قرأ الطالب ...
d.
Menyusun kata
Langakah pembelajarannya adalah siswa di beri
beberapa kata yang di susun secara acak untuk di susun menjadi kalimat
sempurna. Misalnya عاصم/تفاحة/أكل/حلوة. Maka kalimat
yang mungkin disusun dari kata-kata tersebut adalah أكل حاسم تفاحة
حلوة
e.
Menyusun kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa diberi
beberapa kalimat yang di susun secara acakuntuk di susun agar menjadi sebuah
paragraph atau alinea sempurna.
f.
Mengunah kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri
sebuah kalimat dan di minta untuk mengubahnya menjadi kalimat positif, kalimat
negative, kalimat tanya, atau kalimat berita; mengubah fi’il mudhori, fi’il
madhi, atau fi’il amr, atau mengubah bentuk aktif menjadi pasif atau sebaliknya
dan lain sebagainya.
g.
Menyambung kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri
dua kalimat dan di minta unruk menggabungkannya agar menjai satu kalimat dengan
menambahkan misalnya harfu jar, harfu ataf, dan sebagainya. Misalnya: عاد الرجل +
الرجل سافر امس , maka kemungkinan jawabannya adalah عاد الرجل الذى
سافر امس
h.
Menyempurnakan kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri
potongan kalimat dan di minta menyempurnakannya. Misalnya, إن تسالنى ...
Dalam pembelajaran
mengarang terpimpin ada beberapa hal yang sebaiknya di perhatikan seorang guru,
yautu:
1.
Tidak semua jenis latihan mengarang terpimpin bersifat mudah. Oleh karena
itu, guru harus memilih jenis latihan yang sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa.
2.
Latihan mengarang terpimpin hendakknya setelah guru mewnerangkan struktur
yang terdapat pada jenis latihan tersebut dan melatihkanya secara lisan
terlebih dahulu.
3.
Kosa kata yang terdapat dalam latihan tersebut harus yang sudah si kenal
dan di pelajari siswa.
4.
Setelah swelesai menulis dan menjawab latihan, guru melakukan tahap
pengoreksian. Pengoreksian ini bisa di lakukan oleh siswa sendiri-sendiri
dengan melihat contoh jawaban yang ditulis guru di papan tukis, bisa juga di
koreksi oleh guru seluruhnya
5.
Guru bersama siswa berdiskusi untuk mencari dan membahas kesalahan-kesalahan
umum yang di lakukan oleh siswa.
6.
Siswa di minta untuk menulis kembali jawaban yang benar secara keseluruhan atau
pada kalimat yang salah saja.
2.
Mengarang bebas (الإنشاء الحرّ)
Mengarang bebas adalah
membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak
lengkap dan sebagainya. Mengarang bentuk ini lebih tinggi tingkatannya di
bandingkan dengan mengarang terpimpin karena siswa di beri kebebasan untuk
mengekspresikan fikirannya.[5][5]
Ada beberapa model serta
langkah-langkahnya dalam mengarang bebas, yaitu:
a.
Al-talkhish, meringkas bacaan terpilih
Langkah pembelajarannya
adalah guru menyediakan teks bacaan kemudian siswa di minta untuk menulis
kembali intisari bacaan dengan bahasa arab sesuai kemampuan siswa
b.
Al-qishshah atau narasi, menceritakan gambar yang di lihat
Langkah pembelajarannya adalah
guru menyediakan cerita dalam bentuk gambar kemudian siswa di minta untuk
menceritakan isi gambar yang di lihat dengan menggunakan bahasa arab sesuai
dengan kemampuannya
c.
Al-idhah, menjelaskan aktivitas tertentu atau eksposisi
Langkah pembelajarannya
adalah guru memerintahkan siswa untuk menjelaskan aktivitas tertentu yang
selalu di lakukan siswa, seperti: berankat ke sekolah, naik sepeda motor, dan
lain sebagainya
Setelah melaksanakan semua
tahapan ini, tahapan selanjutnya yaitu model mengarang bebas (al-insya al-hurr)
tentang masalah-masalah tertentu yang di ketahui siswa. Tahapan ini lebih sulit
karena bukan hanya melibatkan keterampilan dalam memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa dan kosa kata, tetapi juga menuangkan wawasan yang lebih luas tentang
masalah yang di bahas.
Ada beberapa hal yang
harus di perhatikan dalam pembelajaran mengarang bebas, di antaranya adalah:[6][6]
a.
Topik yang di pilih hendaknya di sesuaikan dengan tingkat kebahasaan siswa dan
ruang lingkup kehidupannya. Walaupun para pelajar diberi diberi kebebasan
untuk menuangkan semua gagasan tentang masalah tertentu, namun perlu
disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengalaman mereka.
b.
Sebelum
dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan
kepada siapa ditujukan. Walaupun dalam suasana latihan di tempat terbatas
(kelas), namun imajinasi para pelajar harus dibawa ke kawasan yang lebih luas,
seakan-akan karangan mereka akan dipublikasikan pada masyarakat luas. Hal ini
dilakukan untuk mersngsang imajinasi mereka dalam membuat sebuah karangan
tertentu.
c.
Untuk
mempermudah uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan.
d.
Mewujudkan karangan di atas kertas, sebaiknya melalui langkah-langkah berikut:
mula-mula konsep kasar, konsep ini kemudian diedit/ diperbaiki barangkali ada
hal-hal yang salah, setelah itu ditulis rapih pada kertas karangan.
Sahabat......Cari Sepatu dan Pakaian Muslimah Murah??
coba cek Link Shopee di sini !!!
Sepatu
Pakaian Muslimah
0 Response to "PEMBELAJARAN INSYA"
Post a Comment